Minggu, 10 April 2011

PTK IPS klas IV


BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
IPS sebagai salah  satu  bidang  studi  yang  memiliki  tujuan  membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris                                          ( Udin S. Winataputra, 2005 : 9. 3 ). Pendekatan ekspositoris menitik beratkan keaktifan seorang guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif atau kurang terlibat, sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki.
Proses belajar mengajar yang baik harus melibatkan keaktifan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran pendengaran, penglihatan, dan ketrampilan yang dimiliki. Dalam proses belajar mengajar seorang guru berperan mengajak siswa untuk memperhatikan, mendengarkan penyajian peraga yang dapat dilihat dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami atau memberi tanggapan, sehingga terjadi proses belajar yang aktif, kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Iklim belajar mengajar seperti ini hanya dapat tercipta bila guru menggunakan pendekatan partisipatoris.
Proses belajar mengajar IPS yang menghendaki adanya keaktifan siswa, sampai saat ini sering diabaikan oleh guru. Dalam pembelajaran di kelas banyak gur  ( khususnya di daerah atau desa ) masih banyak yang menggunakan pendekatan ekspositoris. Pendekatan pembelajaran ini banyak dipilih karena sarana dan prasarana pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS di daerah yang masih belum memadai. Sebagai akibat penerapan pendekatan ini pengetahuan konsep IPS yang diperoleh siswa hanya bersifat hafalan.
Pendekatan ekspositoris, menuntut seorang guru untuk selalu menambah wawasan, baik itu dari membaca buku – buku pelajaran maupun dari media lain yang berkaitan dengan materi pelajaran IPS. Dampaknya, bagi guru yang kurang aktif, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan. Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
1.      Identifikasi Masalah
            Bersama dengan teman sejawat, peneliti mengidentifikasi apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Indikator dari tidak tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari data berikut ini :
a.          Di kelas IV Semester 2 untuk materi koperasi, dari 29 siswa yang memperoleh nilai 60 keatas hanya siswa 14, berarti siswa yang mencapai ketuntasan  hanya  48,28 %
b.      Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi pelajaran
c.       Guru dalam mengelola pembelajaran monoton
d.      Penggunaan alat peraga yang kurang efektif
e.       Penguasaan kelas oleh guru kurang
2.      Analisis Masalah
Dari analisis terhadap pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :
a.       Guru kurang memberi motivasi belajar kepada siswa
b.      Pembelajaran yang dikelola guru terlalu monoton sehingga siswa menjadi bosan
c.       Dalam penyampaian materi alat peraga belum efektif digunakan
d.      Guru kurang memperhatikan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru adalah sebagai berikut :
“ Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW ( Model Tim Ahli ) pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) tentang Koperasi siswa kelas IV semester II SDN 3 Manggarmas Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010 / 2011 “

C.    Tujuan Penelitian
   Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam proses perbaikan pembelajaran tersebut adalah :
1.      Mendiskripsikan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) tentang Koperasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW                                       ( Model Tim Ahli ).
2.      Mendiskripsikan cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW ( Model Tim Ahli ).
D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Siswa
-          Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
-          Meningkatkan hasil belajar siswa.
-          Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
2.                  Bagi Guru
-          Memperbaiki pembelajaran yang dikelola.
-          Membantu guru berkembang secara professional.
-          Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yang efektif.
-          Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
3.                  Bagi Sekolah
-          Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.
-          Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah.

BAB  II
KAJIAN PUSTAKA

A.       Landasan Teori
1.   Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar
Mata pelajaran IPS  bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kata menguasai disini mengisyaratkan bahwa siswa tidak sekedar tahu ( knowing ) dan hafal        ( memorizing ) tentang konsep yang diajarkan guru, tetapi siswa juga harus memahami konsep-konsep tersebut  dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep-konsep lainnya. Pada tingkat Sekolah dasar pembelajaran haruslah dipusatkan pada pemberdayaan siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan cara guru menyampaikan proses pembelajaran, baik selama KBM berlangsung maupun pada saat melakukan evaluasi dalam mengembangkan  pembelajaran IPS dikelas,sehingga siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Sebagai  salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan        ( Udin S.Winataputra,dkk, 2005:9.3 ). Materi pembelajaran IPS berkaitan dengan berbagai fenomena kehidupan sehari-hari. Produk IPS terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori, hukum, dan postulat. Dari segi proses, makna IPS memiliki keterampilan proses yaitu : mengamati dengan indera, menggolongkan/mengelompokkan, menerapkan konsep/prinsip, menggunakan alat dan bahan, berkomunikasi, berhipotesis, menafsirkan data, melakukan percobaan dan mengajukan pertanyaan. Untuk itu siswa perlu mengembangkan sikap-sikap sebagai berikut :
a.       Sikap ingin tahu ( curiosity )
Rasa ingin tahu ditandai dengan tingginya minat keingin tahuan siswa terhadap perilaku alam sekitarnya. Anak sering mengamati benda-benda disekitarnya,melakukan eksplorasi pada benda-benda yang ditemuinya dan mencoba beberapa pengalaman baru. Sikap ingin tahu biasanya ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan.
b.      Sikap luwes terhadap gagasan baru ( flexibility )
Konsep yang dibangun anak untuk memahami lingkungannya senantiasa berubah sejalan dengan penambahan pengalaman dan bukti baru. Pengalaman dan bukti baru ini seringkali bertentangan dengan konsep yang telah dipegang sebelumnya. Pemahaman suatu konsep ilmiah sering berlangsung secara bertahap. Kondisi ini memerlukan sikap luwes untuk membangun gagasan baru yang lebih baik.
c.        Sikap merenung secara kritis ( critical reflection )
Dalam kegiatan IPS anak sengaja dibiasakan dengan sikap untuk merenung dan mengkaji kembali kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dalam pembelajaran sehari-hari sikap ini diwujudkan melalui komentar kritis terhadap dirinya sendiri. Karena itu perlu mengulangi percobaan pada bagian-bagian tertentu. Anak juga perlu menggunakan cara alternatif lainnya sewaktu akan memecahkan suatu permasalahan.
2.   Hasil belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Gagne dalam kutipan Martinis Yamin belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memilki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikiranya karena belajar proses kognitif, Martinis Yamin (2007:106). Selain itu belajar Menurut Watsot dalam kutipan Asri Budiningsih adalah proses interaksi antara stimulus dan respon , namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur (Asri Budiningsih 2005:22). Sedangkan menurut ( Nana Sudjana 2008:28) definisi belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.
Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan interaksi antar individu untuk memperoleh perubahan kemampuan, perubahan tingkah laku yang didapat dari pengalaman dan akan bertahan lama.
Ciri- ciri belajar adalah :
a.       Perubahan perilaku relatif permanent. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah ubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
b.      Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. Drs. H. Baharudin, M. Pd. I dan Esa Nur Wahyuni, M. Pd. Dalam bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran,  2008 : 13-17.
Maka sebagai guru di SD  agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, perlu memahami faktor yang mempengaruhi merosotnya hasil belajar siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono dari hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan  Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu antara lain :
1)      Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam ( 6 ) aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
2)      Ranah  fektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah efektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3)      Ranah  psikomotor meliputi ketrampilan motorik, manipulasi benda-benda.
      Diambil dalam (http: //indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html)
Berdasarkan pengertian diatas, maka hasil belajar merupakan hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan siswa dengan menggunakan bantuan pengajaran antara siswa dengan guru maupun siswa tanpa guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
     Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
     Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.
3.   Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses
     Belajar  yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, diambil dalam Nana Sudjana dalam                      http :// techonly13 wordpress. com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar.

3.   Model Pembelajaran JIGSAW ( Model Tim ahli )
a.       Pengertian
Menurut Anonim (2003:31) model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW merupakan model pembelajaran model pembelajaran dengan cara kelompok, siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, saling bekerjasama yang positif dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan an menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.
Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pertama kali dikembangkan oleh Aronson. Dkk di Universitas Texas.
b.    Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW
Menurut (Nur,2000 : 23) dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, siswa dibagi berkelompok terdiri 5-6 orang secara heterogen. Materi yang diberikan dalam bentuk teks, setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bahan yang diberikan. Hasi diskusi dalam kelompok ahli akan disampaikankembali pada kelompok asal.
Berdasarkan  uraian diatas maka dapat dijelaskan secara sederhana langkah-langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW sebagai berikut :
1.      Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 3 -5 orang secara heterogen.
2.      Setiap kelompok diberi tugas, sejumlah anggota kelompok tersebut ( tiap siswa dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda )
3.      Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh.
4.      Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok baru ( Kelompok Ahli ) untuk mendiskusikan tugas tersebut.
5.      Setelah selesai berdiskusi dengan tim ahli siswa mencatat dan memahami hasil diskusinya kemudian dilaporkan kepada teman lain dalam kelompok asal secara bergantian.
6.      Setelah selesai melaporkan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasilnya, kemudian ditanggapi kelompok lain dan diklarifikasi guru.
c.       Keunggulan Model Pembelajaran JIGSAW
1.      Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran siswa lainnya.
2.      Siswa tidak hanya mempelajari materi yang disampaikan guru, siswa juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.
3.      Meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
B.        Kerangka Berfikir
Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang dianggap sulit karena banyak menghafak bagi peserta didik, oleh karena itu guru dituntut untuk lebih variatif dalam menyampaikan materi dengan harapan peserta didik termotivasi dan lebih tertarik pada pelajaran IPS sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Hasil maksimal dalam pembelajaran IPS dikelas memerlukan dukungan dari semua komponen yang ada. Mengingat taraf pengetahuan siswa dalam memahami materi pokok Koperasi belum maksimal maka digulirkan metode pembelajaran JIGSAW ( Model Tim Ahli )
C.       Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian pada kajian pustaka dan keranka berfikir diatas, maka hipotesis tidakan penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW ( Model Tim Ahli ) pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 3 Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010-2011.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A.      Subyek Penelitian
  1. Lokasi dan Waktu
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri 3 Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan.
Dilaksanakan dua tahap yaitu :
a.    Siklus I hari Jumat, tanggal 25 Februari 2011
b.    Siklus II hari Jumat, tanggal 4 Maret 2011
  1. Mata Pelajaran dan Kelas
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Koperasi pada siswa kelas IV semester II SD Negeri 3 Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan.
  1. Karakteristik Siswa
Dari pengamatan yang peneliti lakukan dapat diperoleh data tentang karakteristik siswa sebagai berikut :
a.         Minat belajar siswa yang kurang.
b.         Perhatian orang tua terhadap belajar siswa yang sangat minim, terbukti banyak siswa yang sering tidak mengerjakan PR.
c.         Waktu belajar di rumah kurang disebabkan banyaknya kegiatan keagamaan di lingkungan rumah contoh mengaji serta sekolah Madrasah pada sore hari.
d.        Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan formal.
B.     Deskripsi Per Siklus
Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui pola Penelitian Tindakan Kelas            ( PTK ). Dalam penelitian ini terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1.      Siklus I
a.       Perencanaan
-       Identifikasi masalah dan perumusan masalah.
-       Menyusun rencana perbaikan pembelajaran.
-       Menyusun lembar kerja siswa, lembar observasi, serta menyusun alat evaluasi.
b.      Pelaksanaan
-       Guru memberi salam serta memberi motivasi kepada siswa
-       Memberi apersepsi dengan memberi pertanyaan yang mengacu pada materi yang akan disampaikan.
-       Guru menjelaskan kembali tentang sejarah Koperasi
-       Guru memandu siswa untuk membentuk kelompok,mengatur tempat duduk, dan membagi tugas tiap-tiap kelompok.
-       Guru menggunakan gambar lambang Koperasi untuk menjelaskan dan mengadakan Tanya jawab.
-       Guru kembali menjelaskan materi.
-       Setiap kelompol diberi tugas untuk berdiskusi membahas lebar kerja, tiap siswa dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda.
-       Guru memandu siswa dalam berdiskusi, guru juga menyuruh siswa yang mempunyai tugas sama untuk membentuk kelompok baru (kelompok ahli) dan mendiskusikan tugasnya bersama.
-       Setelah selesai berdiskusi, siswa disuruh kembali kekelompok asal kemudian menjelaskan hasil diskusinya kepada anggota lain dalamkelompoknya.
-       Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kemudian ditanggapi kelompok lain.
-       Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi siswa.
-       Guru memberi penegasan serta pemantapan materi.
-       Guru mengulas kembali materi yang telah dibahas.
-       Guru mengadakan evaluasi.


c.   Pengamatan
-       Selama proses pembelajaran berlangsung observer mengawasi jalannya pembelajaran dengan cermat. Pada ahkir pembelajaran pengamat melaporkan pada guru berupa masukan bijak secara lisan serta tulisan.
-       Dari hasil pengamatan diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1.   Siswa kurang semangat belajar
2.   Siswa masih pasif dalam pembelajaran
3.   Keaktivan siswa masih kurang
4.   Guru kurang memotivasi siswa sehingga pertanyaan guru kurang direspon siswa.
5.   Guru kurang dalam mengarahkan siswa daalam berdiskusi.
6.   Kemampuan kerja sama siswa dalam berdiskusi belum optimal.
d.      Refleksi
-       Dalam proses pembelajaran masih banyak hambatan karena siswa kurang fokus pada pelajaran.
-       Hasil tes formatif masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) di bawah 60.
-       Guru memerlukan metode yang variatif.
-       Siswa harus dibimbing dalam hal berdiskusi.
2.      Siklus II
a.       Perencanaan
-       Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus I.
-       Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II
-       Menyusun lembar kerja siswa, lembar observasi, serta menyusun alat evaluasi.
b.      Pelaksanaan
-   Guru memberi salam serta memberi motivasi kepada siswa
-   Memberi apersepsi dengan memberi pertanyaan yang mengacu pada materi yang akan disampaikan.
-   Guru menjelaskan kembali tentang sejarah Koperasi
-     Guru memandu siswa untuk membentuk kelompok,mengatur tempat duduk, dan membagi tugas tiap-tiap kelompok.
-     Guru menggunakan gambar lambang Koperasi untuk menjelaskan dan mengadakan Tanya jawab.
-     Guru kembali menjelaskan materi.
-     Setiap kelompok diberi tugas untuk berdiskusi membahas lebar kerja, tiap siswa dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda.
-     Guru memandu siswa dalam berdiskusi, guru juga menyuruh siswa yang mempunyai tugas sama untuk membentuk kelompok baru (kelompok ahli) dan mendiskusikan tugasnya bersama.
-     Guru memberi pengarahan bagaimana berdikusi yang baik.
-     Guru terus berkeliling memberi motivasi agar siswa lebih semangat dalam berdiskusi.
-     Setelah selesai berdiskusi, siswa disuruh kembali kekelompok asal kemudian menjelaskan hasil diskusinya kepada anggota lain dalamkelompoknya.
-     Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kemudian ditanggapi kelompok lain.
-     Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi siswa.
-     Guru memberi penegasan serta pemantapan materi.
-     Guru mengulas kembali materi yang telah dibahas.
-     Guru mengadakan evaluasi.

c.   Pengamatan
-       Selama proses pembelajaran berlangsung observer mengawasi jalannya pembelajaran dengan cermat. Pada ahkir pembelajaran pengamat melaporkan pada guru hasil pengamatannya.
-       Dari hasil pengamatan diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1.        Metode yang digunakan sudah efektif.
2.        Siswa sudah fokus terhadap pelajaran.
3.        Keaktivan siswa sudah baik
4.        Kemampuan kerja sama siswa dalam berdiskusi sudah optimal.

d.        Refleksi
Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II banyak terjadi perubahan serta terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta siswa lebih percaya diri, itu terbukti siswa berani bertanya serta siwa mampu menjelaskan hasil diskusi kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. Tetapi masih ada satu anak yang belum bisa mencapai ketuntasan dikarenakan kelemahan berfikir.





 BAB  IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat, yang bertindak selaku pengamat atau observer. Pola yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ). Mata pelajaran yang dijadikan objek perbaikan pembelajaran adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sedangkan sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011. Proses  pembelajarannya dilaksanakan sebanyak dua tahap atau dua siklus, yaitu siklus l dan siklus ll.
E.       Deskripsi per Siklus
1.              Siklus l
a.    Perencanaan
Peneliti dengan teman sejawat berdiskusi mendindaklanjuti dari refleksi pra siklus untuk menentukan langkah-langkah penyusunan RPP siklus I dengan mengimplikasikan pembelajaran modelpembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (Model Tim Ahli). Langkah – langkah pembelajaran terlampir pada laporan ini. Untuk melakukan pengamatan, peneliti juga membuat lembar observasi agar teman sejawat sebagai pengamat mempunyai fokus pengamatan sehingga tidak keluar dari tujuan pembelajaran.
b.    Pelaksanaan
 Sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan teman sejawat maka pada tanggal 25 Februari 2011 perbaikan pembelajaran dilaksanakan. Langkah – langkah pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus I. pada kegiatan awal guru telah mempersiapkan siswa dengan matang agar bisa mengikuti pelajaran. Selanjutnya pembelajaran berlangsung sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan.  Kegiatan pembelajaran IPS diakhiri dengan pelaksanaan tes formatif, penilaian dan analisis nilai yang hasilnya terlampir pada laporan ini.

Tabel 1
Data Rentang Nilai Sebelum Perbaikan
No.
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
1
20-29
5
2
30-39
1
3
40-49
3
4
50-59
6
5
60-69
3
6
70-79
3
7
80-89
5
8
90-100
3

JUMLAH
29
     
 Berdasarkan tabel  atas dari 29 siswa hanya 14 siswa yang tuntas ( 48,28 % ), sedangkan 15 siswa belum tuntas belajar (51,17%). Nilai sebelum perbaikan pembelajaran tergambar dengan grafik sebagai berikut :
Gambar I
Grafik Histogram Xa
Berdasarkan grafik diatas, nilai sebelum perbaiakan pembelajaran hanya mempunyai ketuntasan 48,28 % . Grafik tertinggi perolehan nilai 50, sedangkan grafik terendah perolehan nilai 30.
Setelah diadakan perbaikan siklus I, maka data rentang nilai formatifnya sebagai berikut :



Tabel 2
Data Rentang Nilai Siklus I

No.
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
1
20-29
1
2
30-39
-
3
40-49
2
4
50-59
3
5
60-69
5
6
70-79
11
7
80-89
5
8
90-100
2

JUMLAH
29


Dari rentang nilai pada tabel diatas terjadi peningkatan  yaitu 48,28 % ketuntasan sebelum siklus menjadi 79,31 % pada siklus I. Peneliti gambarkan pada Grafik sebagai berikut :

        
Gambar 2
Grafik Histogram Xb

Berdasarkan data-data di atas terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi Koperasi sebagai perbandingan pada pembelajaran Siklus I.
Peningkatan dapat diuraikan sebagai berikut:
-     Sebelum perbaikan pembelajaran dari 29 siswa hanya 14 siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau 48,28 %, sedangkan 15 siswa atau 51,17 % belum tuntas belajar.
-     Pada perbaikan pembelajaran siklus I, dari 29 siswa terdapat 23 siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau 79,31 %, sedangkan 6 siswa atau 20,69 % belum tuntas belajar.
-     Pemahaman siswa terhadap materi Koperasi sebagai perbandingan dari sebelum perbaikan dibanding setelah perbaikan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan yang signifikan. Dari 48,28 % menjadi 79,31 % atau mengalami peningkatan 31,03 %.
Dari observasi teman sejawat diperoleh data sebagai berikut:
-       Kerja sama dalam berdiskusi belum optimal
-       Guru kurang member motivasi dan pengarahan dalam berdiskusi.
c.    Menentukan instrument pengamatan
                Ada dua macam instrument pengamatan yang digunakan dalam pembelajaran siklus l, yaitu lembar penilaian dan lembar observasi sistematis
1.   Lembar Penilaian
Lembar penilaian digunakan peneliti untuk menulis hasil nilai siswa yang diperoleh dalam kegiatan tes formatif
2.   Lembar Observasi Sistematis
Format observasi yang digunakan teman sejawat untuk mengamati kinerja peneliti adalah lembar observasi sistematis. Dalam format observasi dicantumkan aspek-aspek yang menjadi fokus pengamatan, dimana aspek–aspek yang diobservasi tersebut ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan antara peneliti dengan teman sejawat.
d.   Refleksi
Setelah proses pembelajaran siklus l berakhir dan data nilai tes akhir yang diperoleh siswa dianalisis, ternyata menunjukan bahwa pembelajaran siklus l belum bisa tuntas untuk keseluruhan siswa, oleh karena itu peneliti mencoba mengingat kembali kejadian– kejadian yang muncul yang menyebabkan gagalnya pembelajaran siklus l. disamping itu peneliti juga merenungkan dan sekaligus menetapkan langkag–langkah perbaikan yang akan dilakukan dalam pembelajaran berikutnya.
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti dapat diuraikan sebagai berikut :
1.         Siswa kurang semangat belajar
2.         Siswa masih pasif dalam pembelajaran
3.         Keaktivan siswa masih kurang
4.         Guru kurang memotivasi siswa sehingga pertanyaan guru kurang direspon siswa.
5.         Guru kurang dalam mengarahkan siswa dalam berdiskusi.
Dari hasil renungan tersebut, muncul gagasan peneliti untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS tentang Koperasi.
Gagasan–gagasan peneliti yang akan dilaksanakan pada pembelajaran siklus ll adalah sebagai berikut :
1.    Guru memberi arahan kepada siswa agar dapat bekerjasama yang baik dalam berdiskusi.
2.    Meningkatkan pemberian motivasi pada siswa dengan cara memberikan penghargaan yang dapat menimbulkan kepercayaan pada diri anak, baik secara verbal maupun non verbal.
3.    Guru memberi motivasi serta kesempatan bertanya kepada siswa
2.   Siklus ll
a.       Perencanaan
Peneliti dengan teman sejawat berdiskusi mendindaklanjuti dari refleksi siklus I untuk menentukan langkah-langkah penyusunan RPP siklus II dengan kembali mengimplikasikan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (Model Tim Ahli). Langkah – langkah pembelajaran terlampir pada laporan ini. Untuk melakukan pengamatan, peneliti juga membuat lembar observasi agar teman sejawat sebagai pengamat mempunyai fokus pengamatan sehingga tidak keluar dari tujuan pembelajaran.
b.  Pelaksanaan
  Sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan teman sejawat maka pada tanggal 4 Maret 2011 perbaikan pembelajaran dilaksanakan. Langkah–langkah pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus I. pada kegiatan awal guru telah mempersiapkan siswa semaksimal mungkian agar bisa mengikuti pelajaran. Selanjutnya pembelajaran berlangsung sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan. Semua berjalan cukup lancar, tanya jawab, diskusi kelompok meningkat. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan tes formatif, penilaian dan analisis nilai yang hasilnya terlampir dalam laporan ini.

Tabel 3
Data Rentang Nilai Siklus II
No.
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
1
20-29
-
2
30-39
1
3
40-49
-
4
50-59
-
5
60-69
7
6
70-79
4
7
80-89
12
8
90-100
5

JUMLAH
29

Dari rentang nilai pada table diatas terjadi peningkatan yang signifikan untuk perolehan nilai ketuntasan belajar pada siklus II yaitu 96,55 %, peneliti gambarkan pada grafik histrogram XC  sebagai berikut
Gambar 3
Grafik Histogram Xc
c.   Pengamatan
Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran siklus II ada tiga macam yaitu :
1. Lembar Penilaian
     Lembar penilaian digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data nilai tes formatif yang diperoleh siswa.
2. Lembar Observasi Sistematis
     Format observasi yang digunakan teman sejawat untuk mengamati kinerja peneliti adalah lembar observasi sistematis. Aspek – aspek yang menjadi fokus pengamatan ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan antara peneliti dengan teman sejawat.
3.   Lembar pengamatan aktivitas guru dan murid
  d. Refleksi
Setelah proses pembelajaran siklus II berakhir dan nilai tes akhir dianalisis, peneliti mencoba mengingat kembali kejadian-kejadian yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti dapat diuraikan sebagai berikut:
1.   Tetap saja ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan ada siswa yang belum bisa mencapai ketuntasan karena faktor kelemahan berfikir.
2.   Siswa lebih antusias atau termotivasi di dalam berdiskusi.
3.   Kegiatan diskusi berjalan lancar, siswa lebih aktif dan mereka juga mampu menjelaskan hasil diskusi dari tim ahli kepada anggota lain dari kelompok asal.

B.  Pembahasan dari setiap Siklus
Gagal dan tidaknya suatu pembelajaran diketahui dari sejauh mana kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan guru. Oleh karena itu, setiap proses pembelajaran hendaknya diakhiri dengan penilaian akhir. Untuk mengetahui adanya kemajuan belajar yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran perlu diadakan tes formatif. Tes ini diberikan sesudah satu kegiatan atau unit belajar deselesaikan yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan siswa dalam pelajaran.

1.  Siklus I
Pada perbaikan siklus I terjadi penigkatan signifikan dengan hasil belajar sebelum perbaikan. Dari rata-rata kelas 55,52 sebelum perbaikan menjadi 65,17 pada perbaikan siklus I . Jumlah siswa yang tuntas 14 siswa sebelum perbaikan menjadi 23 siswa pada perbaikan siklus I. setelah dipresentase 48,28 % sebelum perbaikan menjadi 79,31 % pada siklus I. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa aktifitas guru dan siswa juga mengalami banyak sekali perubahan yang menuju pada perbaikan.

2.   Siklus II
Pada perbaikan siklus II dengan hasil yang diperoleh dalam bentuk nilai formatif bahwa pembelajaran mengalami peningkatan. Dari rata-rata kelas 65,17 menjadi 73,79 ini berarti pembelajaran siklus II mengalami peningkatan  8,13. Prosentase ketuntasan mencapai 96,55%. Pembelajaran siklus II diakhiri dengan pembelajaran tuntas. Peneliti merasa telah berhasil mencapai nilai ketuntasan pembelajaran.
Perbandingan prosentase ketuntasan antara pra siklus dengan perbaikan siklus I dan perbaikan siklus II peneliti sajikan dalam table dan grafik sebagai berikut :

Table 4
Rekapitulasi nilai tes formatif

No
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Blm Tuntas
Tuntas
Blm Tuntas
Tuntas
Blm Tuntas
Tuntas

51,17 %
48,28 %
20,69 %
79,31 %
3,45 %
96,55 %

 Gambar 4
Grafik Histogram Xd

BAB  V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.      Simpulan
Atas dasar perubahan masalah dengan disertai penyajian langkah- langkah pembelajaran, serta melakukan komparasi data nilai tes akhir pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan antara pembelajaran siklus I dengan pembelajaran siklus II. Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (Model Tim Ahli) maka aktivitas guru dan siswa lebih kondusif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada  mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas IV semester II SD Negeri 3 Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011.

B.        Saran
Untuk meningkatkan pemahaman siswa guru hendaknya selalu mengembangkan kreatifitas yang dimiliki berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif seta pemilihan metode dan alat peraga yang tepat. Sehingga pembelajaran yang diadakan dapat terjadi keaktivan antara guru dan murid sehingga tidak membosankan siswa.
Agar kekreativan guru dalam pembelajaran serta penguasaan metode dan alat peraga lebih meningkat seyogyanya guru mengembangkan wawasan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini. Beberapa cara yang efektif bagi guru untuk mengembangkan kreatifitas adalah melalui Kelompok Kerja Guru ( KKG ), penataran, penguasaan IT, dan lain-lain. Dalam Kelompok Kerja Guru ( KKG ) hendaknya terjadi sharing, tukar pendapat, berbagi pengalaman yang menyangkut kesulitan dan temuan baru dalam proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA


Baharudin dan Esa Nur W, 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Group.
Sudjana, Nana, 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :                  Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana, 2009. Pengertian Hasil Belajar. http : // techonly 13 wordpress.com..
Nur, 2000. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. http : // ipotes.wordpress.com
Indramunawar,2009. Pengertian dan Hasil Belajar. http : // indramunawar.blogspot.com
Tim Penyusun KTSP, 2006. KTSP. Grobogan : Dinas Pendidikan.
Yamin, Martinis, 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada (JP) Press Jakarta.
Anonim,2003.Pengertian Pembelajaran Jigsaw. http : // .wordpress.com
Depdikbud. ( 1993 ). Kurikulum Pendidikan Dasar Garis – Garis Besar Program Pengajaran Kelas IV Sekolah Dasar. Jakarta : Proyek Peningkatan Mutu SD, TK, dan SLB.





Tidak ada komentar: